Resistensi Remaja terhadap Norma Agama dalam Adat di Luak Limopuluah Minangkabau

Resistensi Remaja terhadap Norma Agama dalam Adat di Luak Limopuluah Minangkabau

Resistensi kalangan remaja untuk menolak klaim kelas dominan yang diciptakan masyarakat secara kolektif di Luak Limopuluah Minangkabau tidak memerlukan konflik terbuka tetapi disalurkan lewat media tertentu, melalui penyimpangan perilaku dalam pergaulan bebas, seks bebas, narkoba, dan LGBT. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk resistensi remaja terhadap norma agama di dalam adat Minangkabau, dan memformulasi pembinaan pelaku penyimpangan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui pendekatan sosiologis untuk konteks resistensi, pendekatan psikohistoris sebagai pengalaman psikis remaja, dan pendekatan antropologi agama untuk melihat pengalaman beragama. Data bersumber dari observasi, wawancara dan dokumentasi dari pelaku penyimpangan, Wali Nagari dan perangkatnya, Ulama, Tokoh Masyarakat dan Guru. Seluruh data diklasifikasi dan dianalisis melalui analisis interpretif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resistensi ditujukan pada Peraturan Nagari (PERNAG) karena merasa tidak mengetahui secara detail aturan pergaulan remaja, bahkan menganggap ninik mamak berlaku otoriter dalam membuat peraturan, dan tidak dilibatkan dalam pembahasan aturan. Bahkan ada aturan yang tidak efektif, terkesan pemaksaaan dari Nagari. Perlu upaya penguatan filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah sebagai internalisasi menghadapi pengaruh global, berdasarkan program Pemerintahan Daerah, dan berdasarkan tuntutan kebutuhan masyarakat, berupa kegiatan wirid remaja, kegiatan remaja masjid, mengadakan kegiatan konseling remaja, perlombaan adat, dan keagamaan.

Journal Article

My Library

Ahmad Taufik Hidayat ; Taufiqurrahman ; Dwi Wahyuni

Kontekstualita

2021

Digital

Bahasa Indonesia

2548-1770

10.30631/kontekstualita.36.1.21-44